publikasikaltim.id, KUTAI TIMUR – Meski harga beras di Kutai Timur (Kutim) kini sudah turun di bawah Harga Eceran Tertinggi (HET), sebagian pedagang mengaku langkah tersebut dilakukan semata untuk menghabiskan stok lama di gudang.
Kondisi ini terungkap setelah Dinas Perindustrian dan Perdagangan (Disperindag) Kutim bersama tim dari Badan Pangan Nasional (BPN), Polda Kaltim, dan Polres Kutim melakukan pemantauan harga di sejumlah agen dan pedagang beberapa hari lalu.
“Beberapa pedagang menyampaikan kepada kami bahwa penurunan harga dilakukan hanya untuk menghabiskan stok. Setelah stok lama habis, mereka masih akan mempertimbangkan kembali untuk mengambil barang baru karena merasa harga HET saat ini cukup memberatkan,” ujar Kepala Disperindag Nora Ramadani, saat ditemui wartawan diruang kerjanya, Kamis (13/11/2025).
Nora mengungkapkan kondisi ini menunjukkan meski pedagang telah menurunkan harga sesuai aturan, mereka tetap menghadapi tantangan dalam menjaga margin keuntungan.
“Harga HET yang berlaku di tingkat nasional belum sepenuhnya menyesuaikan dengan kondisi di daerah, terutama di wilayah Kutim yang memiliki biaya distribusi tinggi,” ungkapnya.
Meski demikian, Nora mengapresiasi langkah pedagang yang tetap menunjukkan itikad baik dengan menyesuaikan harga di bawah HET selama proses pengawasan berlangsung.
“Kami paham kondisi mereka tidak mudah. Tapi kami juga harus menjaga agar harga tetap stabil dan masyarakat bisa membeli beras dengan harga terjangkau,” terangnya.
Ia menegaskan, pemerintah tidak bermaksud memberatkan pedagang, namun lebih berupaya menyeimbangkan kepentingan antara pelaku usaha dan kebutuhan masyarakat.
“Yang penting pedagang tidak dirugikan secara berlebihan, dan harga di pasar tetap bisa dikendalikan,” tutupnya.(adv/kominfokutim/ver/pb1)







