publikasikaltim.id, KUTAI TIMUR – Dinas Pariwisata (Dispar) Kabupaten Kutai Timur (Kutim) menghadapi tantangan signifikan terkait keterbatasan anggaran, yang memengaruhi kelancaran operasional dan pengembangan berbagai program.
Meskipun berkomitmen untuk mendukung pariwisata dan menguatkan subsektor kreatif, keterbatasan dana menjadi kendala nyata dalam pelaksanaan tugas sehari-hari.
Kepala Bidang Ekonomi Kreatif, Rifani, menjelaskan sebagian besar kegiatan membutuhkan dukungan finansial, mulai dari penyelenggaraan event, penyediaan fasilitas panggung, sound system, hingga operasional pendukung lainnya.
“Kalau tidak ada anggaran untuk operasional, kami tidak bisa menjalankan kegiatan dengan optimal. Misalnya, untuk event besar, kami perlu menyewa peralatan, membayar tim produksi, dan logistik, semua membutuhkan biaya,” ujarnya, saat ditemui di ruang kerjanya, Senin (17/11/2025).
Meski begitu, Rifani menekankan bahwa pihaknya tetap berupaya memaksimalkan sumber daya yang ada. Bidang Ekraf fokus pada prioritas program yang berdampak signifikan terhadap pariwisata dan pengembangan ekonomi kreatif.
“Salah satu contohnya adalah festival Lomplay, yang meskipun anggarannya terbatas, tetap dijadikan prioritas karena mampu mendatangkan wisatawan dan memperkenalkan budaya Kutai Timur ke panggung nasional,” katanya.
Tantangan anggaran juga mendorong kreativitas bidang Ekraf dalam mencari solusi. Rifani menyebut, beberapa kegiatan dilakukan dengan skema swakelola atau kerja sama dengan kementerian, sehingga biaya dapat ditekan.
“Contohnya, fasilitasi HAKI bagi pelaku kreatif dapat menurunkan biaya pencatatan ciptaan hingga 50 persen, berkat dukungan administrasi dari bidang Ekraf,” tambahnya.
Keterbatasan anggaran turut memengaruhi rencana pengembangan fasilitas kreatif, seperti Creative Hub, yang diharapkan menjadi wadah bagi pelaku kreatif lokal. Rencana ini masih menunggu alokasi dana yang memadai agar dapat diwujudkan secara bertahap.
Meskipun menghadapi kendala finansial, Rifani optimistis bahwa dengan perencanaan yang matang, prioritas program dapat tetap berjalan dan berdampak positif.
“Kami berjalan pelan-pelan, menyesuaikan dengan anggaran, tetapi tujuan kami tetap sama mendukung pariwisata dan mendorong pelaku ekonomi kreatif untuk berkembang,” tutupnya.(adv/kominfokutim/ver/pb1)







